Cara Membuat Proposal Penelitian Ekonomi Sosial

Artikel ternaktani tentang pembuatan proposal penelitian,semoga dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas penelitian anda


Cara Membuat Proposal Penelitian
Kadang kala kita kesulitan dalam membuat proposal dalam penelitian.  Disini kami mencoba membantu bagaimana caranya membuat proposal terutama penelitian Sosial ekonomi.
1.       Langkah pertama yang harus terpikir dalam benak kita adalah obyek apa yang akan kita teliti.  Sehingga nantinya akan kita jadikan judul penelitian. Judul penelitian jangan terlalu panjang sebaiknya kurang dari 20 kata.
2.      Tentukan variabel penelitian atau satuan pengamatan yang akan kita amati.
3.      Mulailah menulis Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian serta manfaat Penelitian.
4.      Mulailah menulis dari latar belakang yang isinya Latar belakang sebuah Usulan Penelitian memuat uraian mengenai permasalahan yang menjadi alasan mengapa peneliti terdorong untuk melakukan penelitian, memberikan justifikasi mengapa penelitian itu penting dan perlu dilakukan. Di dalam latar belakang ini juga perlu diuraikan mengenai keaslian ide penelitian dengan mengacu atau membandingkan dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
                   Dinyatakan  secara  singkat, biasanya dibatasi  sekitar 3-5  alinea pendek,
                   Berisi isue-isue aktual, dari aras yang paling tinggi atau luas (global) sampai dengan aras yang paling rendah atau sempit,
                   Sedapat  mungkin  mencerminkan ide atau  analisis orisinal  yang dilakukan  oleh  peneliti atau pembuat usulan  penelitian  terhadap isue-isue yang sedang aktual di masyarakat,hasil pengamatan yang telah dilakukan atau pengalaman pribadi peneliti.
                   Aktualitas  informasi, akan memperkuat bobot pen-tingnya  penelitian
                   Untuk  lebih meyakinkan pembaca, dapat dimasukkan data/informasi  atau pernyataan pakar/pejabat/prak-tisi yang  sudah  terkenal di  bidangnya  masing-ma-sing.  Tetapi,  kutipan  data  dalam  bentuk Tabel atau Lam-piran, belum diperlukan.
5.      Setelah Latar Belakang dibuat  langkah berikut adalah merumuskan masalah penelitian.
6.      Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan “dalam bentuk kalimat Tanya”. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
7.      Buatlah Tujuan Penelian yang sesungguhnya berisi jawaban atas pertanyaan yang tertuang dalam rumusan masalah.
8.              Tujuan penelitian yang dijabarkan di dalam Usulan Penelitian meliputi, antara lain untuk rnemperoleh pengetahuan empiris yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Atau secara sederhana  tujuan adalah jawaban dari masalah yang diajukan.
9.               Langkah berikut adalah pernyataan manfaat penelitian. Isi dari manfaat penelitian adalah untuk rnemperoleh pengetahuan empiris yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam latar belakang. Disamping itu juga perlu diuraikan mengenai alasan-alasan dan dapat mendukung keterangan empiris yang diharapkan tersebut. Manfaat bagi lembaga dan bagi peneliti lainnya.
10.       Buatlah Landasan Teori.
Landasan teori adalah, teori-teori yang mendukung dan digunakan bagi perumusan variabel (berikut indikator, parameter, tdan teknik pengukurannya) serta keterkaitan antar variabel yang dijadikan sebagai sarana pencapaian tujuan penelitian.
            Landasan Teori, dalam proses penelitian ilmiah, pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu: pelaksanaan Tinjauan Pustaka, untuk selanjutnya, berdasarkan rangkuman hasil Tinjauan Pustaka tersebut dilakukan perumusan Kerangka Berpikir.
11.  Tinjauan Pustaka.
Yang dimaksud dengan tinjauan pustaka di sini adalah,  kegiatan  peneliti  untuk terlebih dahulu mengkaji  rekaman  perkembangan dari beragam teori, hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan,  serta pengalaman  empiris  dari para pakar maupun praktisi  yang memiliki kompetensi dengan tujuan penelitiannya; baik yang berupa tulisan, rekaman suara, maupun pernyataan-per-nyataan lisan dalam beragam media.
Isi Tinjauan Pustaka
Seperti telah dikemukakan di atas, Tinjauan Pustaka merupakan proses  untuk  menggali  informasi yang dijadikan  landasan bagi perumusan Kerangka Berpikir guna tercapainya tujuan penelitian.
Dari istilah yang digunakan, kegiatan Tinjauan Pustaka memiliki konotasi bahwa apa yang akan dicari dan dikumpulkan peneliti dalam kegiatan ini hanya ter-batas pada teori-teori atau informasi lain yang dapat dite-lusuri dari kepustakaan atau tertulis dalam buku-buku, jurnal, dll.
Tetapi, isi atau informasi yang ingin dikumpulkan dari kegiatan Tinjauan Pustaka sebenarnya tidak terbatas pada hal-hal tersebut, melainkan lebih jauh mencakup beragam informasi lain,  yang berupa:

a.       Teori-teori,  diawali  dengan pernyataan tentang  teori-dasar (grand theory) dan kemudian  dilengkapi de-ngan teori-teori lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
b.      Hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilaku-kan oleh pihak lain, baik tentang penelitian serupa yang memiliki tujuan yang sama dengan yang dinya-takan dalam judul penelitian, maupun penelitian seru-pa yang menggunakan  teori-teori atau konsep-konsep seperti yang diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan.
c.       Pengalaman  empiris  dan buah-buah  pikiran  yang dikemukakan oleh  para  pakar  pada bidang ilmu yang  relevan  dengan  tujuan penelitian, baik yang telah ditulis/dilaporkan atau dipublikasikan, maupun pengalaman empiris dan atau buah-buah pikiran yang diinformasikan melalui wawancara khusus yang dilakukan oleh peneliti.
d.      Pengalaman empiris dan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh  para pejabat dan atau praktisi pada bidang-bidang yang  berkaitan dengan tujuan pene-litian, yang dinyatakan secara lisan maupun tertulis pada beragam kesempatan dan atau media.Seperti halnya informasi dari para pakar, maka informasi tentang hal ini juga dapat diperoleh melalui wawancara-khusus yang dilakukan oleh penelitinya.
e.       Data-data pendukung dan peraturan/kebijakan yang relevan
f.       Konsep-konsep tentang beragam variabel (berikut indikator dan parameter-parameternya)
g.      Metoda penelitian yang pernah dilakukan
h.      Teknik perumusan instrumen penelitian
i.        Teknik-teknik pengukuran variabel, dan analisis data
12.  Kerangka Pikir.           Kerangka berpikir adalah: gambaran tentang keterkaitan antar variabel penelitian yang akan dikaji, yang dibangun oleh peneliti untuk memecahkan  masalah atau mencapai tujuan penelitian,  berdasarkan hasil tinjauan pustaka. Dalam praktek, bentuk hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam model matematis, atau dalam bentuk "para-digma" berupa gambar yang mencerminkan alur hubungan antar variabel.
Tentang  hal ini, rumusan pernyataan kerangka berpikir perlu  diawali dengan narasi singkat seperti terlihat pada contoh.
Fungsi matematis

Y               = f( a. b1x1, b2x2, b3x3, b4x4 ....bnxn, e)
      Log Y        = a + b1log x1 + b2 log x2 + .... bn logxn + e

  Di mana:
           Y   = sikap petani terhadap KUT
            a   = intercept
            b   = koefisien regresi
            x1 = luas lahan
            x2 = jumlah tenaga-kerja keluarga
            x3 = kemudahan proses pengajuan KUT
            x4 = waktu (lamanya) realisasi KUT

            e   = tingkat kesalahan (error)

            Dalam praktek, penyajian kerangka berpikir dalam bentuk “fungsi matematis” lebih banyak dilakukan, karena sudah tersedia acuan baku yang dapat digunakan peneliti, termasuk alat analisis yang akan digunakan. Tetapi, penggunaan fungsi-matematis seperti itu, sering kali tidak dibarengi oleh pemahaman peneliti tentang ketepatan penggunaan, syarat-syarat penggunaan, interpretasi hasil analisis, serta kekuatan dan kelemahan “model” dibanding dengan model atau alat analisis yang lainnya. Kerangka pikir dapat diwujudkan dalam bentuk gambar.

13.  Berdasarkan kerangka pikir kita dapat membuat hipotesa atau dugaan sementara. Hipotesis adalah suatu pernyataan singkat yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dikemukakan dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Dalam membuat hipotesis diturunkan dari kerangka pikir yang telah dibuat. Contoh hipotesis.:

Cntoh Hipotesis Mayor dan Hipotesis Minor

Hipotesis Mayor:
         Faktor internal memiliki hubungan yang signifikan dengan Tingkat motivasi peternak dalam beternak. 
Hipotesis Minor:
1.      Kinerja penyuluh memiliki hubungan yang  signifikan dengan motivasi  petani dalam beternak
Di samping itu rumusan tentang hipotesis-mayor dan hipotesis-minor, hipotesis juga dapat dinyata­kan dalam  bentuk "hipotesis nol" atau null hypotesis, mau-pun  "hi­potesisi kerja" atau hipotesis alternatif.
1)      Hipotesis nol, adalah hipotesis (Ho) yang  menyatakan "tidak adanya perbedaan" tentang hal-hal yang ingin dijelaskan atau tidak adanya perbedaan yang signi-fikan di antara variabel-variabel yang diteliti.
2)      Hipotesis kerja atau hipotesis-alternatif (H1), yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh yang signifikan antar gejala-gejala yang dicermati atau antar variabel-variabel penelitiannya. Contoh
Ho:    T0 = T1 = T2 = T3
Hi:  T0  ≠ T1 ≠ T2≠ ≠ T3
14.   Tulislah Definisi operasional dari variabel yang diamati.
           Yang  dimaksud  dengan definisi  variabel,  adalah pengertian yang diberikan kepada setiap variabel penelitian,  termasuk  indikator dan parameternya. Definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (diobservasi) dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Pendefinisian atau pemberian pengertian yang jelas terhadap  variabel tersebut sangat diperlukan, karena merupakan  panduan  bagi pengukuran dan data yang diperlukan serta perumusan instrumen  pengumpulan data-nya.
Contoh:
1.Jenis Kelamin, yaitu ragam jenis kelamin yang dimiliki, yang diukur dengan skala nominal, yaitu:  Pria (2), Wanita (1).
2.Keanggotaan Dalam Kelompok, adalah status keanggota-an sesorang dalam kelompok-tani, yang diukur dengan skala ordinal dari 1-5, yaitu:
1          - bukan anggota
2                    - anggota biasa
3                    - anggota aktif
4                    - anggota pengurus
15.  Metoda Penelitian.
Dalam metoda penelitian kita perlu mencantumkan jenis penelitian kita apakah jenis penelitian kita penelitian eksploratif, diskriptif,  eksperimen,  diskriptif comparative ataupun sebab akibat atau kausal. Setelah itu tentukan apakan  apakah jenis penelitiannya  kwalitatif atau kwantitaif..
16.  Tentukan teknis pengambilan data apakah pengambilan data dilakukan sekali pengambilan ( cross section atau long tudinal section)
17.  Tentukan bagaimana pengambilan sampelnya apakan diambil secara Random sampling atau secara purposive sampling.
18.  Setelah semua  dibuat kita dapat menentukan ANALISA Data. Analisa data  harus disesuaikan dengan  hipotesa yang telah dibuat.
Buatlah Daftar Pustaka. Cara penulisan daftar pustaka dimulai dari nama, tahun penerbitan, judul, nama penerbit, kota penerbit, ed. Halaman buku

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com